PEMIKIRAN AL-FARABY
TENTANG HIERARKI WUJUD SECARA EMANASI
Oleh : Suharyanto dan M.Irham Roihan [1]
A. PENDAHULUAN
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. Ali-‘Imran : 18)
Sebelum diskusi dimulai, sebagai bentuk brainstorming untuk kawan-kawan santri Pondok Pesantren UII 2010, perkenankanlah penulis untuk berusaha menggiring diskursus ini ke dalam sebuah paradigma bahwa ajaran dasar dalam Islam adalah Tauhid (kemaha-Esa-an Tuhan). Ulama Islam, baik dari kalangan mutakallim atau teolog, maupun dari kalangan filosof dan sufi, ingin memurnikan konsep kemaha-Esa-an Tuhan itu semurni-murninya. Dalam hal ini Al-Faraby yang merupakan salah seorang filososof termasyhur juga sesungguhnya bermaksud untuk membela dalam me-Mahasuci-kan teori keTuhanan yang dibalut dengan penalaran logis murni.
Berangkat dari ayat yang tertera diatas, sesungguhnya ayat tersebut dapat dijadikan sebagai stimulus dan landasan filosofis dalam memahami wujud dan Ke-Esa-an Tuhan menurut Al-Faraby. Berdasarkan firman Allah SWT tersebut diatas, dapatlah diperhatikan bahwa pengertian “bukankah kesaksian akan tiadanya Tuhan yang wajib disembah dan diibadahi di alam semesta nan luas tak terbatas ini melainkan hanya Allah SWT semata tersebut dimulai oleh Allah SWT sendiri?” Kemudian oleh para malaikat dan barulah orang-orang yang berilmu pengetahuan.[2]